• . Transient Museum of a Thousand Conversation .


    [idp[[id]

    .Museum Seribu Percakapan. [Kaliurang, Yogyakarta]

    Museum Seribu Percakapan merupakan prototipe dari Museum Komunitas Kaliurang (MUKKA) yang dibuat sebagai upaya untuk mengarsipkan ruang dan sebagai transmisi pengetahuan yang berkelanjutan dari memori trans-generasi. Museum ini berawal dari koleksi karya dalam pameran 900mdpl yang diadakan setiap dua tahun berdampingan dengan arsip material lokal untuk menciptakan narasi yang jamak dan mengumpulkan potongan-potongan sejarah melalui zikir, obrolan ringan, dan dongeng serta detail duniawi dari kehidupan sehari-hari, mempertanyakan. bagaimana membuat museum di atas tanah yang tidak pernah berhenti bergerak dan melestarikan tradisi lisan sebagai kemungkinan bentuk 'museum'.

    Edisi pertama museum sementara ini dibuka selama pameran 900mdpl dan akan menampilkan karya-karya Anggun Priambodo | Dimaz Maulana | Kelompok Fotografi Kaliurang & Dito Yuwono | Edita Atmaja | Maryanto | Mella Jaarsma | Sandi Kalifadani | Ibnu Banu Harli | Barokah | dan bahan arsip lokal.

    Koleksinya akan diperbarui setiap tahun dan lokasi museum akan terus berpindah-pindah.

    _____

    [en]

    .Museum of a Thousand Conversation. [Kaliurang, Yogyakarta]

    Museum Seribu Percakapan is a prototype of the Museum of Kaliurang Community (MUKKA) that is created as an attempt to archive the space and as a continuous knowledge transmission of trans-generational memory. The museum begin from a collection of works in 900mdpl exhibition that is held every two years alongside local material archive to create a plural narrative and collecting pieces of history trough remembrance, small talks, and tales as well as mundane details of the daily life, questioning how to create a museum on a land that never stops moving and preserving oral tradition as a possible form of a ‘museum’.

    The first edition of this transient museum will be open during the duration of the 900mdpl exhibition and will be featuring works by Anggun Priambodo | Dimaz Maulana | Kelompok Fotografi Kaliurang & Dito Yuwono | Edita Atmaja | Maryanto | Mella Jaarsma | Sandi Kalifadani | Ibnu Banu Harli | Barokah | and local archival material.

    The collection will be renewed every other year and the location of the museum will be constantly moving.  


    ___________________________________________________________________________

    [en]

     .Transient Museum of a Thousand Conversation. [ISCP, New York]

    The project at ISCP, Transient Museum of a Thousand Conversations is an adaptation of 900mdpl. LIR invites artists every two years to undertake fieldwork in Kaliurang, resulting in solo projects at various sites throughout the village. Their projects are later reinstalled together in a temporary museum of oral history as a prototype for the future MUKKA (Community Museum of Kaliurang) envisioned by LIR. Selected artworks from this ongoing project will be presented at ISCP alongside additional new work by local artists from Kaliurang. At ISCP, LIR’s intervention will create an expansive portrait of the landscape, people and society of Kaliurang, by focusing on subjects such as botanical specimens, alternative histories of Dutch colonization, traumatic memory, national identity, culinary heritage, social space and storytelling.

    Artists included in the exhibition are Edita Atmaja, Ibnu Banu Harli, Ahmad Barokah, Lala Bohang, Arief Budiman, Fyerool Darma, Paoletta Holst & Brigita Murti, Mella Jaarsma, Kelompok Fotografi Kaliurang, Agung Kurniawan, Jompet Kuswidananto, Maryanto, Dimaz Maulana, Anggun Priambodo, Mark Salvatus, Yudha Sandy and Rara Sekar.


    __________


     [id]

    .Transient Museum of a Thousand Conversation. [ISCP, New York]

    Proyek di ISCP, Transient Museum of a Thousand Conversations merupakan adaptasi dari 900mdpl. LIR mengundang seniman setiap dua tahun untuk melakukan kerja lapangan di Kaliurang, menghasilkan proyek tunggal di berbagai lokasi di seluruh desa. Proyek mereka kemudian dipasang kembali bersama di museum sementara sejarah lisan sebagai prototipe MUKKA (Museum Komunitas Kaliurang) masa depan yang digagas oleh LIR. Karya seni terpilih dari proyek yang sedang berlangsung ini akan dipresentasikan di ISCP bersama dengan karya baru tambahan seniman lokal dari Kaliurang. Di ISCP, intervensi LIR akan membuat potret lanskap, masyarakat, dan pergaulan masyarakat Kaliurang yang luas, dengan fokus pada subjek seperti spesimen tumbuhan, sejarah alternatif penjajahan Belanda, memori traumatis, identitas nasional, warisan kuliner, ruang sosial, dan dongeng.

    Seniman yang terlibat dalam pameran tersebut adalah Edita Atmaja, Ibnu Banu Harli, Ahmad Barokah, Lala Bohang, Arief Budiman, Fyerool Darma, Paoletta Holst & Brigita Murti, Mella Jaarsma, Kelompok Fotografi Kaliurang, Agung Kurniawan, Jompet Kuswidananto, Maryanto, Dimaz Maulana, Anggun Priambodo, Mark Salvatus, Yudha Sandy dan Rara Sekar.